Jumat, 26 Maret 2010

Satu Jam Saja!

Bumi sedang sekarat. Suhu udara semakin panas, cuaca dan iklim enggak menentu. Ini adalah sebagian kecil dari akibat yang ditimbulkan pemanasan global (global warming), proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.

Parahnya lagi MuDAers, sebagaimana ditegaskan para ilmuwan dunia, pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim tersebut akibat aktivitas manusia.

Abad ini, peningkatan suhu global naik menjadi 1,4-5,8 derajat celsius. Sejumlah hal yang diperkirakan akan melanda Indonesia antara lain kenaikan permukaan air laut yang akan menggenangi daratan sejauh 50 meter dari garis pantai kepulauan Indonesia, di sepanjang 81.000 kilometer.

Selain itu, lebih dari 405.000 hektar daratan Indonesia diperkirakan akan tenggelam. Artinya, ribuan pulau kecil terancam terhapus dari peta Indonesia.

Berawal dari kondisi itu dan Bumi tempat kita tinggal ini harus segera diselamatkan, muncullah ide EARTH HOUR. Ini adalah salah satu kampanye WWF (World Wildlife Fund), berupa inisiatif global yang mengajak individu, praktisi bisnis, pemerintah, dan sektor publik lainnya di seluruh dunia untuk ikut serta mematikan lampu selama satu jam. Tujuannya, menghemat konsumsi listrik.

Mengapa listrik? Karena ketergantungan manusia pada listrik telah mengakibatkan kenaikan temperatur rata-rata Bumi dengan drastis. Inilah yang menyebabkan naiknya air permukaan laut, musim kemarau panjang, badai, dan perubahan besar terhadap lingkungan hidup di Bumi.

Sebagai gambaran, konsumsi energi listrik di Indonesia terfokus di Jawa-Bali atau sebesar 78 persen dari total konsumsi listrik nasional. Bagian Indonesia yang lain mendapat porsi lebih kecil. Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 29.605 GWH atau 23 persen konsumsi listrik Indonesia terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang.

Nah, apabila 10 persen (saja) penduduk Jakarta berpartisipasi dalam EARTH HOUR, Jakarta dapat menghemat konsumsi listrik 300 MWh. Tuh… luar biasa kan. Padahal, caranya sederhana, hanya mematikan lampu selama satu jam saja!

”Earth Hour”

Tahun lalu, EARTH HOUR masih difokuskan di Jakarta. Tahun ini, kesadaran masyarakat tampaknya makin luas. Ini menunjukkan partisipasi masyarakat makin tinggi. Terbukti, sejumlah kota, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Bali, menyatakan partisipasinya dalam EARTH HOUR tahun ini.

Sebagaimana yang diungkapkan Direktur Program Iklim dan Energi WWF Indonesia Fitrian Adriansyah, tahun ini enggak hanya partisipasi dari instansi pemerintah dan swasta yang meningkat, sejumlah kampus, sekolah, dan komunitas pun ambil bagian dalam kampanye ini. Banyak lho MuDAers dari sekolah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang ikutan.

Hanya bermodal semangat membuat Bumi menjadi lebih baik, mereka mengajak orang-orang di sekitarnya berpartisipasi dalam EARTH HOUR 2010.

Biar Bumi kita enggak makin sakit, sekarang saatnya membuktikan kepedulian kamu. Matikan listrik selama satu jam pada Sabtu (27/3) pukul 20.30-21.30. Kamu semua pasti bisa! (DOE)

Selengkapnya...

Earth Hour Hemat Listrik Pangkal Bumi Selamat

Belum muncul sesuatu yang istimewa dari perhelatan akbar Desember 2009 berkaitan dengan perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark. Secarik kertas catatan yang dihasilkan memang sudah menekankan pentingnya upaya global mengatasi dampak perubahan iklim. Namun hal ini belum menyentuh masalah utama yang lebih konkret untuk melakukan pengurangan emisi khususnya dari negara-negara maju.

Nasib bumi kian terancam akibat perubahan iklim. Tidaklah patut kemudian kita menjadi pesimistis karena sebuah inisiatif global sebagai simbol penanggulangan perubahan iklim yang dilakukan individu, kalangan bisnis, pemerintah, dan komunitas di seluruh dunia kembali mendatangi Earth Hour.

Selama 1 jam pada Sabtu 27 Maret 2010, mulai pukul 20.30 kita diajak untuk memadamkan lampu di luar rumah dan gedung serta alat-alat elektronik yang tidak dipakai. Earth Hour ini merupakan kampanye global yang dimulai pada 2007 dan telah berhasil mengajak jutaan orang untuk berpartisipasi. Bahkan, pada 2009 miliaran orang turut ambil bagian di 4.000 kota di 88 negara.

Kota Jakarta untuk kedua kalinya akan berpartisipasi dalam kampanye Earth Hour 2010 Gedung-gedung dan monumen khas Jakarta seperti Monumen Nasional dan Baiai Kota serta Bundaran Hotel Indonesia dan banyak gedung di kawasan segitiga emas tahun lalu sukarela memadamkan dan akan padam lagi pada saat jam tersebut.

Lalu apa makna di balik gelap 1 jam tersebut? Sebagian besar permintaan listrik di Indonesia berada di Jawa dengan pangsa terbesar berturut-turut berada pada wilayah distribusi Jawa Barat dan Banten (35 persen) serta DKI Jakarta dan Tangerang (30 persen).

Ironisnya masih banyak masyarakat yang belum mendapat akses ke energi modern terutama masyarakat yang berada di daerah pedesaan. Sedangkan masyarakat yang sudah mendapat akses yang sebagian besar berada di wilayah perkotaan justru cenderung boros dalanm pemanfaatannya.

Selain itu porsi pemakaian bahan bakar minyak BBM dalam sistem pembangkit listrik PLN sampai saat ini masih sangat besar. Komposisi penggunaan BBM semakin meningkat hingga mencapai 70 7 juta SBM setara barel minyak atau sekitar 107 juta kiloliter atau 366 persen dari total bauran bahan bakar pembangkit pada 2007.

Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan serta pembangunan infrastruktur yang terbatas dan berfokus di Jawa yang menyebabkan daerah yang jauh dari pusat beban sangat bergantung pada BBM dalam memenuhi kebutuhan listriknya.

Jumlah pembangkit listrik dengan BBM untuk memenuhi kebutuhan listrik di luar Jawa mencapai hampir 67 persen pada 2007. Di samping itu peran pembangkit BBM sebagai pemikul beban puncak juga berkontribusi pada ketergantungan sektor listrik terhadap BBM.

Karena itu sektor listrik menjadi salah satu penyumbang utama dari emisi karbon dioksida untuk sektor energi Salah satu langkah penting untuk melakukan mitigasi perubahan iklim dari sisi permintaan listrik adalah dengan melakukan Demand Side Management DSM. Upaya Ini merupakan kegiatan atau strategi dalam mengelola pemakaian energi listrik di sisi pelanggan melalui berbagai program.

Penlilihan bentuk program DSM yang tepat harus disesuaikan dengan tiijuan yang ingin dicapai. Salah satu program DSM yang dapat dilaksanakan adalah penggunaan lampu hemat energi dengan tingkat eflsiensi cukup besar yakni 10-30 persen Program Ini ditujukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap eflsienst energi dan mengurangi konsumsi listrik pada konsumen rumah tangga melalui penggunaan compact fluorescent lamps menggantikan lampu pijar biasa.

Ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan konservasi dan efisiensi energi Pertama paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan minyak dan gas bumi padahal kenyataannya cadangan dalam negeri semakin menipis.

Kedua harga energi yang murah karena mendapat subsidi mempengaruhi pola konsumsi yang lebih boros. Padahal beban pengeluaran negara untuk subsidi harga energi sangat besar dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (realisasi subsidi listrik dan BBM 2008 mencapai 24 persen dari total pengeluaran negara).

Kampanye Earth Hour 2010 nanti bisa dijadikan sebuah wake up call bagi banyak pihak untuk menata ulang konsumsi listriknya. Pemerintah bisa menyiapkan langkah langkah yang terukur untuk mencapai pertumbuhan yang rendah karbon dan bagi masyarakat dapat tersadar bahwa implikasi atas konsumsi listriknya berpengaruh terhaap pemanasan global.

*)suHUD ADALAH KOORDINATOR ENERGI, SEDANGKAN FITRIAN ADALAH DIREKTUR DARI PROGRAM IKLIM & ENERGI WWF-INDONESIA

Sumber: Koran Tempo
Selengkapnya...

PT INCO

Seperti yang ditulis di Wikipedia, mobil Mini Cooper yang dipakai di film tersebut dibeli dengan harga pasar. Padahal, Fiat menawarkan gratis mobil mereka untuk dipakai dalam film tersebut, bahkan memberikan tambahan uang.
Tapi, produser film tersebut tidak berpikir jangka pendek. Dia ingin mobil yang masuk di sana bukan sekadar numpang lewat tapi memang masuk menjadi bagian dari cerita dengan karakter yang kuat.

Dan seperti kita ketahui, Mini Cooper di film tersebut terlihat sebagai mobil yang efisien yang mampu membawa beban berat tapi tetap tangguh dan lincah dalam melakukan berbagai manuver.
Tentu sungguh menarik kalau dunia bisnis punya perusahaan yang punya karakter seperti Mini Cooper dalam The Italian Job. Maklum, dunia bisnis sering menghadapi kondisi yang berubah drastis.
view-source:http://sorowakoku.files.wordpress.com/2009/06/inco.jpg?w=480&h=360

Tapi setelah kasus itu muncul, yang diiringi dengan kepanikan di seluruh dunia, harga komoditi jatuh dan perusahaan yang bergerak di bisnis ini menghadapi perubahan situasi 180 derajat.
Ini yang misalnya yang terjadi pada komoditas nikel dimana harganya sempat di sekitar 51 ribu dolar AS per ton di pertengahan 2007 dan kini di harga 9.500 dolar AS per ton.
Sehingga perusahaan yang bergerak di bisnis ini, seperti PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), menghadapi kondisi yang bertolak belakang dalam kurun waktu satu tahun.
Melemahnya pasar nikel dunia bahkan membuat laba bersih Inco tahun 2008 turun 69,4 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya.
Kami yakin sebagai anak perusahaan Vale Inco, produsen nikel terbesar kedua dunia setelah Norilsk Nickel dari Russia, Inco memang tidak gampang digoyahkan oleh penurunan tersebut.
Perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia sejak 1968 ini memang melihat prospek jangka panjang dari bisnis nikel.
Ini sesuai dengan kontrak karya dengan pemerintah yang baru saja diperpanjang hingga tahun 2025. Kontrak Karya ini mencakup wilayah 218,529 hektar di wilayah Sulawesi Selatan, Tengah dan Tenggara.
Wilayah kerja Inco sebagian besar berada di Sorowako, yang merupakan salah satu sumber nikel terbesar di dunia, disamping Cuba dan New Caledonia.
Inco juga sedang melakukan pengembangan pada areal baru di wilayah Bahodopi dan Pomalaa, yang juga menjanjikan sumber nikel yang berlimpah.
Adapun jenis nikel yang ditambang oleh Inco adalah nikel laterite, yang diperkirakan akan berkembang menjadi sumber nikel terpenting untuk memenuhi kebutuhan dunia.
Sehingga tampaknya perusahaan tidak perlu khawatir lagi dengan kecukupan cadangan nikel yang dimiliki.
Inco sebenarnya hanya menghasilkan nickel matte, yang masih harus diproses lagi. Nickel matte dari Inco seluruhnya dijual berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang dengan dua pemegang saham terbesarnya, Vale Inco dan Sumitomo.

Inco


Dengan kontrak yang bersifat “wajib dibeli” ini, sebenarnya Inco tidak perlu khawatir lagi mengenai marketing dan sales.
Hanya saja, harga jual nickel matte berdasarkan harga internasional–dalam hal ini harga London Metal Exchange–yang, seperti dibahas sebelumnya, berada diluar kendali Inco.
Di sinilah letak tantangan ke depan bagi Inco. Tanpa ada kemampuan untuk mengendalikan harga, satu-satunya cara perusahaan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan adalah dengan manajemen proses, yang secara spesifik berarti mengendalikan cost tanpa mengorbankan quality dari hasil ataupun kemampuan untuk delivery sesuai perjanjian.
Upaya mempertahankan kualitas oleh Inco ditunjukkan salah satunya dalam keberhasilannya memperoleh akreditasi ISO 9001 versi 2008.
Sedangkan upaya cost cutting antara lain dilakukan dengan mengalihkan sumber energi pembangkit listrik dari bahan bakar fosil ke alternatif yang lebih murah, seperti penggunaan PLTA.
Perbaikan jalan tambang untuk memperlama umur pemakaian ban kendaraan transportasi juga merupakan upaya lain peningkatan efisiensi Inco.
Jika Inco mampu bertahan melewati pelemahan pasar nikel dunia dengan manajemen proses yang mampu menekan cost produksi, tanpa menghentikan upaya pengembangan usaha melalui persiapan areal baru, maka saat krisis berlalu dan market demand nikel di dunia mulai meningkat, resources Inco akan siap untuk memenuhi kebutuhan tersebut.(fir)
Selengkapnya...

Our Matano Lake

Danau ini keren banget. Rugi kalau belum pernah ke sini.

Nafas Glenn Victor nampak terengah-engah begitu tangannya menyentuh garis finis. Perenang asal Jawa Barat ini baru saja menyelesaikan lomba renang Matano Lake Open Water Swimming 2006 Ahad (23/6) lalu. Jarak 7500 meter antara Nuha ke Pantai Ide ditempuhnya dalam waktu 1.37.33.05.

Tidak semua danau layak dijadikan ajang lomba renang perairan terbuka seperti ini. Namun, Danau Matano di Sorowako, Sulawesi Selatan diberi kepercayaan oleh PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) untuk menggelar event nasional ini. Airnya yang jernih dan bersih, ombaknya yang ramah tentu menjadi pertimbangan tersendiri.

Danau Matano (artinya matanya air dalam bahasa daerah) memang berbeda dibanding danau lain. Area danau yang mencapai 130 km persegi ini memang sangat menawan dan unik. Tidak mengherankan jika beberapa ilmuwan mengusulkan agar danau ini menjadi world heritage. Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ekosistem danau ini tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak 1930 sampai sekarang.

Tidak itu saja, Danau Matano juga ternyata menyimpan berbagai jenis flora dan fauna endemik yang masih terjaga dengan baik. Secara awam, flora dan fauna endemik adalah mahluk hidup yang hanya ditemui di suatu tempat dan tidak bisa ditemukan di tempat yan lain.

Danau Matano adalah satu dari tiga serangkai danau di Sulawesi Selatan. Air yang mengalir dari Danau Matano ke Danau Mahalona kemudian ke Danau Towuti dan selanjutnya mengalir ke sungai Larona. Sungai inilah yang menjadi penggerak dua PLTA milik PT Inco Tbk, yaitu PLTA Larona dan PLTA Balambano. Bahkan tidak lama lagi Inco juga akan membangun PLTA yang ketiga yang sumber energinya berasal dari Danau Matano, yaitu PLTA Karebbe. Danau Matano benar-benar vital bagi Inco dan masyarakat sekitar Sorowako.

“Kami selalu mendukung penuh upaya-upaya konservasi yang dilakukan untuk melestarikan ketiga danau itu” ujar Arif Soeleman Siregar, Presiden dan CEO PT Inco Tbk. pada suatu kesempatan.

Tekad Arif untuk melestarikan danau-danau itu tentu saja semakin besar manakala diketahui bahwa Danau Matano memiliki sejumlah keunikan lain antara lain merupakan danau terdalam di Indonesia atau terdalam ke delapan di dunia. Posisi dasar danau pun sangat khas karena letaknya lebih rendah daripada permukaan laut. Kecerahan air danau Matano adalah 23 meter, sebuah angka yang mengejutkan manaklan banyak danau lain hanya beberapa meter atau bahkan beberapa sentimeter saja. Artinya, kita masih bisa melihat sebuah benda yang berada di kedalaman 23 meter di Danau Matano. Jernih sekali, bukan?

Tidak hanya danau yang menjadi perhatian Inco. Ekosistem darat pun tidak luput dari perhatian perusahaan yang sudah 38 tahun bekerja di Sorowako ini. Setiap tahun Inco merehabilitasi lahan pascatambang seluas 700 hektar. Area seluas itu tentu membutuhkan aneka jenis tanaman endemik. Tanaman-tanaman inilah yang disemai di sebuah fasilitas nursery baru berbiaya Rp.3.5 milyar. Tanaman endemik yang dikembangkan ada 40 jenis, diantaranya adalah betao (Calophylum soulatri), kumea (Colophylum sp.), gaharu (Aqualaria malacencis), meranti (Shorea sp.), natoh (Palaqium sp.), damar (Agathis sp.), dan manggis hutan (Garcinia sp.). Tanaman-tanaman endemik ini akan dikembangkan kembali setelah tanaman pioner ditumbuhkan untuk memperbaiki kondisi lingkungan dan tanah. Jenis tanaman pionir yang banyak disiapkan antara lain adalah sengon (Paraserianthes falcataria), johar (Cassia siamea), kayu angin (Casuarina equisetifolia), eukaliptus (Eukaliptus urograndis), dan sengon buto (Enterolobium chyclocarpum).

Jika ekosistem darat dapat terjaga dengan baik, besar kemungkinan Danau Matano pun akan tetap menyimpan air untuk menggerakkan tiga PLTA di Sulawesi Selatan. Dan pada tahun-tahun mendatang kita masih bisa menyemangati Glenn Victor untuk bertanding menyeberangi danau indah ini.

posting from http://jalansutera.com/2006/07/26/danau-matano-itu/
Selengkapnya...

SOROAKO city

Desa Soroako di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan tidak hanya terkenal sebagai daerah penghasil terbesar nikel. Desa ini juga memiliki Danau Matano yang memiliki kedalaman kurang lebih 600 meter.

Soroako adalah nama sebuah desa di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Meski letaknya cukup terpencil atau sekitar 10 jam dari Makassar, desa ini sangat terkenal dan memiliki infrastruktur yang cukup lengkap. Ini tak lepas dari kehadiran sebuah perusahaan pertambangan nikel nikel milik PT International Nickel Indonesia (Inco). Maklum, Soroako adalah salah satu daerah penghasil nikel terbesar dunia.

Ketenaran Soroako ternyata bukan karena hasil tambangnya. Daerah ini banyak dikunjungi orang lantaran keindahan panorama alamnya mulai dari pegunungan, laut, air terjun, serta danau. Ada tiga danau besar di daerah ini yang terkenal keindahannya, yakni Danau Mahalona, Matano, dan Towuti. Danau Matano merupakan danau ketiga terdalam di Indonesia dan ke delapan di dunia. Kedalaman danau ini mencapai kurang lebih 600 meter.

Matano adalah danau tektonik yang terbentuk sekitar empat juta tahun silam. Danau ini terbentuk dari patahan lempengan bumi yang kemudian terisi air. Tim Melancong Yuk yang menyusuri danau menemukan sebuah goa di sela-sela tebing pinggiran danau. Jika air sedang surut, Anda bisa memasuki goa untuk menyaksikan dinding stalagtit dan stalagnit.

Keistimewaan lain danau ini adalah kejernihan airnya. Anda masih bisa melihat sebuah benda yang berada di kedalaman 23 meter. Lantaran airnya yang jernih dan bersih serta ombaknya yang tenang, Danau Matano sering digunakan untuk kegiatan olah raga atau rekreasi air.

Di tepian Danau Matano berdiri berbagai tempat rekreasi. Uniknya, tempat itu diberi sebutan pantai. Ada Pantai Ide, Salonsa, dan Kupu-Kupu. Di pantai Ide terdapat sebuah dermaga panjang. Dermaga ini sering digunakan warga setempat untuk bersantai di akhir pekan.

Setelah puas mengelilingi danau, Anda bisa mengunjungi Desa Matano. Desa ini bisa ditempuh sekitar 20 menit dari Danau Matano bila menggunakan speed boat. Di desa ini ada sebuah kolam mata air yang cukup unik. Namanya mata air Matano.

Panorama alam lainnya yang bisa dinikmati di Soroako adalah keindahan air terjun Meruruno di Desa Ledu-Ledu. Air terjun ini memiliki 20 tingkatan. Tapi yang paling banyak digemari wisatawan adalah air terjun di tingkatan 16 karena curahan airnya sangat deras. Di bawah air terjun terbentang kolam pemandian yang masih alami.

Soroako juga terkenal dengan minuman khasnya terbuat dari buah Dengen. Meski rasanya asam, buah yang sepintas mirip jeruk ini kaya dengan vitamin C.

posting from http://abumochas.wordpress.com/2008/04/18/keindahan-alam-soroako
Selengkapnya...